Friday 9 December 2011

Syamsir Alam will be the fourth indonesian in Visé




















The sports management of CS Visé announces the arrival of Syamsir Alam, an Indonesian striker of 19 years old (06/07/1992). The player (1,78 m; 70 kg) will be present in the restart of the trainings at the end of December.

Syamsir Alam is considered as a real talent in Indonesia. He began his international career in 2003 by being selected in the Indonesian national team U11 for Danone Cup in Paris. The year after, he was selected to represent the country in the category U14. In 2006, he trained with the National Team U23 while he only was 14. The Indonesian football put a lot of hope on him.

He followed a more classic way afterward because he participated in the campaigns of qualification for the Asian Cup in Vietnam (2007) then in Indonesia (2009) with the U 19. During this second phase, he made four goals in four games. He was recently selected with the U23 to participate in the SEA Games.

Syamsir Alam has already lived a first experience abroad, in 2006, by the training in the centers of Dutch clubs of Heerenveen and Vitesse Arnhem. Previous year, he was part of Pelita Yaya Jr's club. In 2007, he wore the jersey of PSJS with U18.

He then took the direction of Uruguay to join the Academy of very talented Indonesian players organized by the family Bakrie with the help of Carlos Molinari, his son, Federico, as well as Roberto Regis Milano, today all members of the management of CS Visé. They play every year in the official youth championship in Uruguay.

Syamsir Alam participated in the U17 championship in 2008 and 2009 and made respectively 16 then 14 goals. In 2010, with the U19, he scored 10 goals. Since January 2011, he was part of the U19 of Peñarol, club of Montevideo. He missed the last two month cause his selection in the U23 this year but he managed to score 6 goals in the championship. Between 2008 and 2011 he scored more than 50 goals with Indonesia and Peñarol.

He will join CS Visé in the next weeks. "The club counts on him in the future ", certifies Beppe Accardi, the sports adviser of the direction.

Syamsir Alam ke CS Vise


Jakarta - Penyerang muda Indonesia, Syamsir Alam, bakal melanjutkan karier sepakbolanya di Belgia. Penyerangan berusia 19 tahun itu telah mengonfirmasi, dirinya akan bergabung dengan CS Vise akhir bulan ini.

Vise sendiri telah memberikan pengumuman di situs resminya. Dalam statemen yang mereka tulis, klub yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Keluarga Bakrie itu menyebutkan bahwa Syamsir akan bergabung dalam latihan mereka di akhir Desember.

"Manajemen CS Vise mengumumkan kedatangan Syamsir Alam, seorang penyerang asal Indonesia yang berusia 19 tahun. Sang pemain akan hadir dalam latihan di akhir Desember nanti."

"Syamsir Alam dianggap sebagai talenta berbakat di Indonesia," demikian kutipan statemen tersebut.

Syamsir sendiri membenarkan kabar tersebut. "Ya, itu benar. Ada tawaran dari mereka dan saya terima," ujarnya singkat ketika dihubungi oleh detikSport.

"Tanggal 30 nanti saya berangkat ke sana (untuk tanda tangan kontrak, red)," lanjutnya.

Syamsir pernah berlatih beberapa klub Belanda seperti Heerenveen dan Vitesse Arnhem. Ia kemudian menjadi bagian dari skuad U-19 Penarol setelah sebelumnya bermain untuk S.A.D Indonesia yang bermain di Liga Junior Uruguay.

Syamsir juga menjadi pemain Indonesia keempat yang bergabung dengan Vise. Sebelumnya, mereka sudah menggaet Yericho Christiantoko, Alfin Ismail Tuasalamony, dan Yandi Munawar.

Monday 24 October 2011

Rest in Peace Marco Simoncelli

SEPANG (Suara Karya): Dunia balap motor MotoGP berduka. Pebalap flamboyan asal Italia, Marco Simoncelli, secara mengejutkan tewas setelah mengalami kecelakaan saat berlaga di Sirkuit Sepang, Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu (23/10). Dia menjadi korban kedua keganasan persaingan di sirkuit setelah Daijiro Kato yang tewas pada ajang MotoGP.
Simoncelli meninggal setelah mengalami kecelakaan hebat di Sepang, yang merupakan tempat dia memastikan gelar juara dunia kelas 250 cc pada 2008. Kini Sepang menjadi sirkuit terakhir yang dipakai pebalap kelahiran Cattolica, 20 Januari 1987 itu.
Dalam lomba kemarin, yang sebenarnya tidak menentukan lagi dalam perburuan gelar juara dunia setelah Casey Stoner meraihnya di Australia, Simoncelli beradu kencang dengan Alvaro Bautista untuk memperebutkan posisi empat. Dia kemudian terjatuh.
Pebalap berjuluk Super Sic tersebut kehilangan kendali di tikungan 11 dan langsung terhempas ke lintasan. Nahas, tubuhnya kemudian berbenturan dengan pebalap yang berada di belakang, yaitu Colin Edwards, sedangkan Valentino Rossi berhasil menghindari benturan itu.
Edwards juga sempat terjatuh, namun masih bisa bangkit. Sementara, Simoncelli yang sudah tidak mengenakan helmet terkapar tak sadarkan diri. Panitia balapan langsung mengibarkan bendera merah tanda balapan dihentikan. Bahkan, setalah beberapa lama mereka resmi membatalkan perhelatan tersebut dengan alasan tim medis masih fokus menangani Simoncelli.
Simoncelli yang membela tim Honda Gresini langsung dilarikan ke rumah sakit di Kuala Lumpur karena kondisinya kritis. Langkah itu tetap tidak bisa menyelamatkan nyawa pembalap yang terkenal dengan gaya balapannya yang agresif itu.
"(Pengumuman) ini telah benar. Ia telah meninggal," kata seorang petugas didampingi Dorna, perusahaan yang menjalankan Moto GP. Petugas ini menolak disebutkan identitasnya sampai ada pengumuman resmi.
Sebelum Simoncelli pebalap Jepang, Daijiro Kato juga tewas pada ajang MotoGP. Dua pembalap itu sendiri diketahui sama-sama pernah membela Gresini. Kato meninggal dunia karena kecelakaan dahsyat seri MotoGP Jepang pada 2003 silam. Dia menabrak dinding pembatas lintasan sehingga membuat motor yang dikendarai hancur berkeping-keping.
Kato sendiri membela Gresini sejak 2002. Sama seperti Simoncelli, Kato juga meninggal pada tahun keduanya bersama Gresini sekaligus ajang MotoGP.
Simoncelli dikenal sebagai sosok flamboyan dan salah satu pembalap berbakat di dunia otomotif. Dengan gaya rambut kribonya, Simoncelli amat mudah dikenali. Sementara itu, bakat yang dimilikinya membuat Simoncelli selalu mendapat perhatian dari banyak pihak.
Simoncelli menyudahi karir balap domestiknya, dengan pindah ke tim Aprilia pada 2002. Saat itu, ia mengikuti kejuaraan MotoGP kelas 125 cc. Kemenangan pertamanya didapat pada 2004 setelah dia memulai balap dari pole position di GP Spanyol.
Pada 2006, ia kemudian naik tingkat ke kelas 250 cc, dan pindah ke Tim Gilera. Bersama tim ini, Simoncelli meraih gelar juara dunia pada 2008. Setelah meraih 12 kemenangan di kelas 250 cc, ia kemudian beralih ke MotoGP. Pada 2010, Simoncelli membela Honda Gressini.
Hasil terbaik yang ditorehkan Simoncelli di kelas MotoGP adalah posisi kedua, saat Casey Stoner memastikan gelar juaranya di GP Australia pekan lalu. Sepekan setelah pencapaian tersebut, Simoncelli pun harus menghembuskan nafas terakhirnya.

Wednesday 19 October 2011

Drawing Sepakbola SEA Games

Drawing Sepakbola SEA Games : Indonesia Satu Grup Malaysia dan Thailand



CERITAMU.COM – Drawing cabang sepakbola SEA Games 2011 baru saja usai. Dalam acara pengambilan undian yang berlangsung di RCTI tersebut, Indonesia harus berhadapan dengan lawan-lawan tangguh di fase Grup. Bergabung di Grup A, Indonesia akan langsung bertemu dengan juara bertahan Malaysia serta pemegang medali emas terbanyak SEA Games, Thailand. Selain kedua lawan tangguh itu, Indonesia juga akan bertemu kuda hitam, Singapura serta Kamboja.

Sementara itu di Grup B, meski diisi enam Negara, grup ini cenderung lebih ringan ketimbang Grup A. dihuni oleh runner up SEA Games 2009, Vietnam, lima Negara lain diisi oleh Laos ,Brunei Darussalam, Timor Leste, Myanmar dan Filipina. Dengan komposisi seperti ini maka Vietnam sepertinya tidak akan kesulitan menembus fase semifinal, sementara pendampingnya kemungkinan Filipina yang kini dipenuhi pemain naturalisasi.

Untuk pertandingan pembuka sendiri akan berlangsung pada 9 November 2011 mendatang yang akan mempertemukan Indonesia menghadapi Kamboja serta Singapura menghadapi Malaysia. Kedua pertandingan tersebut berlangsung di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta.

Berikut Pembagian Grup SEA Games 2011 :

Grup A (Gelora Bung Karno, Jakarta)

Malaysia
Indonesia
Singapura
Thailand
Kamboja

Grup B (Stadion Lebak Bulus, Jakarta)
Vietnam
Laos
Brunei Darussalam
Timor Leste
Myanmar
Filipina

Wednesday 12 October 2011

Enam Pemain Naturalisasi Siap Perkuat Timnas Melawan Qatar

   
Enam Pemain Naturalisasi Siap Perkuat Timnas Melawan Qatar
Stefano Lilipaly

Enam Pemain Naturalisasi Siap Perkuat Timnas Melawan Qatar


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Enam pemain naturalisasi siap memperkuat timnas Indonesia di laga keempat kualifikasi Piala Dunia 2014 melawan Qatar di Doha. Kondisi itu memungkinkan bersamaan dengan keluarnya surat kewarganegaraan Indonesia bagi keenam pemain pada 10 Oktober mendatang.

Mantan Deputi Bidang Teknik BTN, Iman Arif mengatakan, para pemain akan diambil sumpahnya sebagai warga negara Indonesia dalam rentang waktu 5 hingga 10 Oktober. Sepekan setelah sumpah yang akan dilakukan di kantor Kementerian Hukum dan Ham, barulah keenam pemain akan mendapat KTP dan Pasport.

"Tapi sumpah tergantung kedatangan pemain. Seperti Van Dijk dia harus ke Indonesia dari Australia untuk merampungkan proses naturalisasi. Ini yang bisa makan waktu," ujar Iman Arif ketika dihubungi wartawan, Rabu (14/9).

Setelah seluruh proses tersebut rampung barulah keenam pemain naturalisasi resmi menyandang gelar WNI. Dengan kata lain, lanjut Arif, mereka berpeluang layaknya ratusan juta penduduk Indonesia untuk mengenakan seragam Garuda. "Mungkin di laga pertama melawan Qatar mereka tidak bisa main. Baru di partai bulan November mereka dapat memperkuat timnas," jelas Iman.

Iman memastikan bahwa keenam pemain memang telah memenuhi segala syarat bermain untuk timnas. Greg, contohnya, yang rela mengorbankan peluang bermain di timnas Nigeria. Pemain yang kini memperkuat Persija Jakarta itu sempat dilirik timnas Nigeria ketika dua musim lalu bermain di liga utama Portugal bersama, Olhanense.

Selain tekad menjadi WNI, keenam pemain juga memiliki segala syarat teknik untuk menjadi 11 pemain terbaik Indonesia. Prestasi Van Dijk yang mampu dua kali menjadi top skor liga utama Australia dapat menjadi rujukan. "Tapi semuanya tergantung pada pelatih timnas apakah mereka masuk ke timnas atau tidak,"

Enam pemain naturalisasi yang akan segera memperoleh status WNI yakni, empat orang keturunan asal Belanda, Tonnie Cusell, Stefano Lilipaly, Johny Rudolf van Beukering dan Sergio van Dijk, serta dua pemain asal Nigeria yang saat ini bermain di Liga Indonesia, Greg Nwokolo (Persija) dan Victor Chuckwuekezie Igbonefo (Persipura Jayapura).

Friday 26 August 2011

Klub Lolos Verivikasi PSSI Sebagai Klub Profesional

Pada konferensi pers hari Kamis sore (25/8/2011), PSSI yang diwakili anggota Komite Eksekutif yang bertanggung jawab atas kompetisi, Sihar Sitorus, memaparkan saat ini sudah ada 34 klub yang lolos verifikasi untuk level 1, sedangkan untuk level 2 sudah ada 36 klub yang telah diverifikasi. Nama-nama besar seperti Persib Bandung, Persema Malang, PSMS Medan sampai PSM Makassar masuk kedalam daftar tersebut.
Persija Jakarta, Arema Indonesia dan Persebaya Surabaya terdaftar dalam klub terverifikasi untuk kompetisi profesional level 1, namun masih dengan catatan. Ketiganya harus segera menyelesaikan masalah dualisme kepemimpinan dengan mediasi PSSI.
Sedangkan Semen Padang, juga terdaftar sebagai klub terverifikasi untuk kompetisi level 1, masih belum mendapatkan surat keputusan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia mengenai badan hukum PT. Kabau Sirah Semen Padang, yang menaungi klub tersebut.
Untuk peserta level 1 maksimal hanya 32 klub, karena itu pertengahan September mendatang AFC dan PSSI akan meninjau kesiapan stadion klub-klub peserta untuk memutuskan dua klub level 1 mana yang akan diturunkan ke level 2.
Setelah itu, nantinya kompetisi level 1 dipecah menjadi dua grup dengan masing-masing grup berisikan 16 klub. Kompetisi level 2 akan diikuti 48 klub peserta yang akan dibagi menjadi empat grup berisikan 12 klub. Untuk saat ini, baru 36 klub. Dua diantaranya akan ditambahkan dari daftar 34 klub yang terverifikasi untuk level 1 namun tidak lolos kelaikan stadionnya.10 klub sisanya akan diambil dari 10 klub dari Divisi 1 diluar Klasemen musim lalu.

Berikut 34 klub yang lolos verifikasi untuk level 1:
1.Persipura
2. Arema
3. Persija
4. Semen Padang
5. Sriwijaya FC
6. Persisam
7. Persib
8. Persiwa
9. Persela
10. Persiba
11. PSPS Pekanbaru
12. Pelita Jaya
13. Deltras
14. Persijap Jepara
15. Bontang FC
16. Persema
17. Persibo Bojonegoro
18. PSM Makassar
19. Mitra Kukar
20. Persiraja Banda Aceh
21. PSMS Medan
22. Pro Duta
23. Persik Kediri
24. PSIS Semarang
25. PSCS Cilacap
26. Persikota Tangerang
27. Persis Solo
28. Persiba Bantul
29. Persebaya
30. PS Barito Putera
31. PSS Sleman
32. PSIR Rembang
33. PS Bengkulu
34. Persipasi

Berikut 36 klub yang masuk level 2:
1. PSAP Sigli
2. Persita Tangerang
3. Persih Tembilahan
4. Persitara
5. Persikabo
6. PSLS Lhoksumawe
7. PSSB Bireun
8. Persires Rengat
9. Persiram Raja Ampat
10. Gresik United
11. Perseman Manokwari
12. PSIM Yogyakarta
13. Persikab Bandung
14. Persemalra Tual
15. PPSM Magelang
16. Persidafon Dafonsoro
17. PSBI Blitar
18. Persigo Gorontalo
19. Persiku Kudus
20. Persipro Probolinggo
21. Perseru Serui
22. PSMP Mojokerto
23. PSBS Biak
24. Persbul Buol
25. Persepam Pamekasan
26. PSBL Langsa
27. Perssin Sinjai
28. Madiun Putra
29. Persewangi Banyuwangi
30. Persip kota Pekalongan
31. PSBK Blitar
32. PSGL Gayo Lues
33. KSB Sumbawa Barat
34. Persitema Temanggung
35. Persid Jember
36. Persepar Palangkaraya

Friday 29 July 2011

Perjalanan Timnas Indonesia ke babak 3 PPD 2014

Hasil Akhir Turkmenistan Vs Indonesia dalam laga Pra Piala Dunia leg pertama di kandang Turkmenistan membuahkan hasil positif bagi tim merah putih.Hasil Akhir Turkmenistan Vs Indonesia ini menjadi suatu yang sangat positif dimana pada leg 2 nanti akan menjadi partai yang menguntungkan bagi Indonesia.
Pada laga awal pertandingan Indonesia kebobolan melalui kemelud yang terjadi di depan gawang Tim merah putih yang di jaga oleh Ferry Rotinsulu,skor babak pertama menjadi 1-0,Namun selang menit berikutnya Indonesia mampu menyamakan kedudukan menjadi 1-1 gol tercipta melalui tendangan M.Ilham.
Serang menyerang terjadi antara kedua klub di babak ke dua namun tidak membuahkan gol,Sementara pemain Turkmenistan melanggar salah satu pemain Indonesia yang berujung mendapatkan kartu merah permainanpun tidak berubah.Namun pada babak kedua pemain Indonesia banyak mendapatkan katu kuning ini merupakan salah satu kurugian Pemain Indonesaia.
Sampai babak kedua sudah usai kedudukan masih sama kuat yaitu 1-1 pertandingan ini merupakan salah satu modal yang cukup positiv bagi Indonesia untuk laga selanjutnya.

JAKARTA - Tim Nasional Sepakbol Indonesia akhirnya berhasil memetik kemenangan atas Turkmenistan dengan skor 4-3 pertandingan leg kedua Pra Piala Dunia di Stadion Gelora Bung Karno, Kamis (28/7/2011) . Indonesia bermain bagus, tapi Turkmenistan tak kalah gigihnya.
Gol pertama Indonesia dicetak Christian 'El Loco" Gonzales di menit ke 8.
Gol ini bermula dari serangan pemain Indonesia dari sisi kanan pertahanan Turkmenistan. M Ilham yang di kawal satu pemain Turkmenistan mampu melepaskan umpan silang ke tengah kotak penalti. El Loco yang berdiri bebas dengan sigap menyundul bola dan gol. Skor 1-0 untuk indonesia.
Gonzales kembali menambah koleksi golnya di menit 19.
Buah dari kerjasama apik antara Gonzales dan Boaz Solossa.
Dari tengah lapangan Boaz berlari di sisi kiri pertahanan Turkmenistan mengejar bola umpan. Tak menggocek lama, Boaz lalu melepas umpan ke Gonzales yang saat itu sudah menunggu di dalam kotak penalti. Gonzales sukses mengeksekusinya. Skor 2-0 untuk Indonesia.
Di menit ke 42 giliran M Nasuha membuat Stadion Gelora Bung KArno bergemuruh hebat. Tendangan keras M Nasuha dari luar kotak penalti tak mampu diblok kiper Turkmenistan. Indonesia unggul 3-0 atas Turkmenistan.
Turkmenistan akhirnya berhasil membobol gawang Ferry Rotinsullu. Gol dicetak langsung pemain Turkmenistan dari tendangan sudut.
Pemain Turkmenistan, Ammanov yang mengambil corrner kick langsung melesakkan bola ke arah gawang Ferry. Ferry yang kaget tak bisa mengantisipasi tendangan. Bola lepas dari pelukan Ferry.
Indonesia kembali menggetarkan gawang Turkmenistan. Di menit ke 75 M Ridwan menambah keunggulan menjadi 4-1.
Gol M Ridwan ini hanya berselang lima menit dari gol pertama Turkemnistan. Indonesia masih di atas angin. M Ridwan mencetak golnya lewat tendangan keras di dalam kotak penalti. Ridwan saat itu berdiri bebas. Ridwan yang berdiri bebas ini mendapat umpan dari Boaz Solossa.  
Turkmenistan menambah lagi golnya. Di menit ke 83, kerjasama apik Berdy dan rekannya membuahkan hasil. Ferry Rotinsulu tak sigap membaca arah bola.  
Lagi-lagi Turkmenistan berhasil mencetaka gol. Di menit ke 85, Gahryman berhasil mengetarkan gawang Ferry Rotinsulu.
Gol ini hanya berselang dua menit dari gol sebelumnya di menit ke 83. Padahal Turkmenistan kalah jumlah pemain karena satu orang pemainnya diusir wasit keluar.

Monday 2 May 2011

Keluarga Bakrie Beli Klub Belgia

Liege - Mayoritas saham Klub sepakbola Royal Cercle Sportif Vise (CS Vise) kini dikuasai Keluarga Bakrie melalui PT Pelita Jaya Cronus. Klub tersebut resmi dibeli Pelita 15 April 2011.

"Kami sudah menandatangani kontrak pembelian saham tersebut 15 April 2011. Mayoritas saham klub Vise sekarang dikuasai keluarga Bakrie melalui Pelita Jaya," jelas Iman Djuniardi, Direktur Vise saat berbincang-bincang dengan detikSport.

Namun Iman tidak mau menjelaskan berapa nilai pembelian saham klub tersebut. Dia hanya bilang lebih dari 50 persen sahamnya telah dikuasai Pelita Jaya.

Dijelaskan Iman, meski telah membeli saham mayoritas namun secara kepengurusan klub, Pelita Jaya tetap mempercayakan Thiry sebagai presiden klub. Pelita Jaya hanya memasukan beberapa orangnya di klub tersebut, seperti Andhika Nuraga Bakrie, sebagai chairman klub, dan Iman Djunardi sebagai direktur klub.

Klub Vise saat ini berada peringkat 5 divisi II Belgia. Meski demikian, kata Iman, masa depan klub ini diharapkan bisa cemerlang dalam 2-3 tahun mendatang. Sebab secara infrastruktur klub ini sudah baik.

Salah satu infrastruktur yang dimili vise adalah Vise Football Academie (VFA). Akademi ini memiliki setidaknya 400 siswa yang usianya mulai dari 6 tahun hingga 17 tahun. Selain itu VFA punya 10 lapangan untuk berlatih.

“Vise punya sistem pembinaan pemain muda yang sangat bagus di bawah Akademi Sepakbola Vise. Kami punya 40 tim usia 6-17 tahun bernaung di bawah akademi tersebut dengan total jumlah pemain muda sekitar 600 orang,” timpal Roberto Regis Milano, Executif Vice President Vise kepada detikSport.

Mantan Presiden klub sepakbola Italia Torino itu menambahkan,selain infrastruktur wilayah Vise yang berbatasan dengan Belanda dan Jerman diharapkan bisa mengadopsi kultur sepakbola yang bagus dari kedua negara tersebut.

"Selain itu bermain di Vise bisa menjadi batu loncatan dan sekaligus menempa mental untuk menuju liga terkemuka Eropa di Belanda, Jerman, Inggris, Spanyol, Italia, dan Prancis,” tutup Roberto.

Tuesday 12 April 2011

Maluku Identik Dengan Belanda?


Kenapa Maluku identik dengan timnas Belanda? Jika saya menguraikan panjang lebar maka kita akan memulainya dari titik sejarah penjajahan Belanda yang beratus-ratus tahun di Indonesia. Istilah “Belanda Hitam” untuk orang Maluku yang dipecayai sebagai kasta kelas dua dalam tentara KNIL (Koninklijke Nederlands(ch)-Indische Leger) adalah sebuah ikatan sejarah masa lalu. Sejarah kelam yang membuat banyak tentara KNIL Maluku yang menetap di Belanda dan menghasilkan keturunan warga Maluku yang cukup banyak di negeri Belanda. Sejarah juga yang membuat perdebatan pendirian Republik Maluku Selatan (RMS) yang tak kunjung selesai sampai sekarang. Harus diakui, sisa-sisa RMS masih ada dan eksis di negeri Belanda. Tapi disini, saya tidak mengaitkan hal itu, karena sepakbola adalah sepakbola, saya tidak mau mencampurinya dengan urusan politik dan sebagainya.

Keterlibatan orang Maluku sebenarnya sudah ada sejak Piala Dunia pertama tahun 1938. Saat itu kesebelasan Hindia-Belanda membawa nama Kerajaan Belanda, bukan Indonesia. Hal mana perlu saya luruskan, karena ada perdebatan mengenai keabsahan Indonesia pernah mengikuti Piala Dunia. Memang, sebagian besar pemainnya adalah warga Indonesia yang bukan pemain FIFA, tetapi mereka yang bekerja di perusahaan-perusahaan Belanda. FIFA tetap mengakui Hindia Belanda disertakan atas rekomendasi NIVU (Nederlandsche Indische Voetbal Unie) bukan PSSI yang waktu itu kepanjangannya Persatuan Sepakraga Seluruh Indonesia.

Dari daftar pemain Hindia-Belanda di Piala Dunia 1938, terseliplah beberapa pemain Maluku seperti Hans Taihuttu, Frederik Hukom dan Tjaak Pattiwael. Ketiga pemain Maluku ini berbaur bersama pemain dari Jawa (Nawir dan Suvarte Soedermadji), Tionghoa (Tan Djien, Bing Mo Heng, Tan Se Han dan Tan Mo Heng) serta pemain asli Belanda seperti Beuzekom dan Henk Sommers. Jadi kalau anda melihat timnas Belanda multiras seperti sekarang ini, sebenarnya itu sudah terbentuk sejak awal.

Keterlibatan orang Maluku di timnas Belanda pada era modern tidak lepas dari sosok Simon Melkianus Tahamata. Selama bermain, pemain kelahiran Vught Belanda pada 1956 silam ini berposisi di sayap kiri. Simon merupakan putra asli Maluku. Dia sudah memperkuat timnas Belanda sebanyak 22 kali dan mencetak dua butir gol. Setelah gantung sepatu akhir 90-an, Simon sibuk menjadi pelatih di Ajax junior. Simon mengawali karier bersama Ajax pada musim 1976/77. Karena cedera, dia sempat absen selama dua musim dan kembali membela Klub Anak-anak Dewa itu di musim 1979/80, dan hingga akhir musim dia mampu mengemas 17 gol. Namun, setelah malang melintang di Divisi Utama Belanda, Simon kemudian hijrah ke kompetisi Belgia (Standar de Liege) musim 1982/83. 1984 dia kembali ke Belanda dan merumput bersama Feyenoord Roterdam.
1. Simon Melkianus Tahamata




Entah mengapa, Simon kembali ke kompetisi utama di negara tetangga Belanda itu dan membela panji-panji Beerschot dan Germinan Ekeren di Standart de Liege. Tapi seiring perjalanan waktu, merasa tak puas di kompetisi Belgia, Simon mencoba peruntungan di karpet Timur Tengah dan memilih berbaju klub Arab Saudi, Al-Ahli sebelum kembali ke negeri kelahirannya —Belanda— pada akhir 1987. Pulang dari Tanah Arab, Simon membela Feyenoord Roterdam dan mengakhiri karier di markas De Kuip pada 1996 silam. Semasa jayanya Simon ikut dipanggil membela timnas Belanda selama hampir delapan tahun, yakni dari 1979 hingga 1986. Ia pun masuk armada Belanda untuk penyisihan Piala Dunia 1982 Spanyol dan 1986 Meksiko.
Bryan Roy, eks Timnas Belanda di Piala Dunia 1994 dan 1998—-yang mengaku punya darah Maluku–menuturkan bahwa saat masih muda, dirinya pernah mendengar kalau Simon Tahamata, yang juga legenda Ajax, pernah ditolak pemerintah Indonesia di jaman Menteri Kehakiman, Ali Sadikin. Padahal, kata Roy, setelah mencermati sepak terjang dan prestasi tim nasional selama hampir 10 tahun terakhir, ide mendatangkan Simon Tahamata bukan sesuatu yang tabu. Karena Simon adalah satu-satunya pemain berdarah Maluku, yang peduli dengan pemerataan sepak bola di negara ketiga, seperti Indonesia. Sungguh amat disayangkan!
Tidak Pernah Habis!
Jadi, kalau Indonesia masih bermimpi akan bermain di Piala Dunia, tidak dengan orang Maluku. Keikutsertaan timnas Belanda di setiap perhelatan internasional, selalu ada pemain keturunan Maluku yang disertakan. Ada sebuah kebanggaan bagi beberapa kerabat yang tinggal di Maluku, jika pemain yang masih mempunyai tali persaudaraan ikut bermain di even tertinggi seperti piala dunia. Beberapa marga Silooy yang banyak tinggal di daerah Latuhalat dan Amahusu tetap mempunyai cerita turun temurun untuk anak cucu mereka karena keikutsertaan Sony Silooy di piala dunia 1994.
Tapi tidak ada yang paling membanggakan selain marga Sapulette, dari desa Ulath, Pulau Saparua Maluku Tengah. Ya, Sapulette adalah marga asli ibu dari kapten timnas Belanda di Piala Dunia 2010 sekarang, Giovanni van Bronckhoorst. Dari semua pemain keturunan Maluku, tidak ada yang bisa mencapai prestasi tertinggi dari Gio (nama panggilan). Ban Kapten tentunya sebuah kebanggaan dan tentunya bukan asal-asalan kepercayaan itu diberikan pelatih Bart van Marwijk. Pengalaman bermain bersama Feyenoord, Celtic, Arsenal dan ikut memberi andil merebut trofi Liga Champions bersama Barcelona adalah pencapaian luar biasa.
Piala Dunia 2010 di Afsel juga mempunyai catatan tersendiri di hati orang Maluku. Selain kapten timnas Belanda adalah pemain keturunan Maluku pertama, pada pertandingan Belanda melawan Denmark, empat pemain pemain keturunan Maluku bermain bersama yaitu Giovanni van Bronckhoorst, Johny Heitingga, Demy de Zeeuw dan Nigel de Joong. Belum lagi masih ada striker Robin van Persie, meskipun ia keturunan Jawa (neneknya).
2. Gio van Bronckhoorst

3. Johny Heitinga

4. Demy de Zeeuw
 


5.Nigel de Jong


6. van Persie
Saya berani mengatakan pemain keturunan Maluku tidak pernah habis. Mau bukti? Ini beberapa nama pemain keturunan Maluku yang siap-siap menggantikan era Giovanni dkk beberapa tahun mendatang.

Michael Timisela, Sven Taberima, Christian Supusepa, Robert Timisela (Ajax Amsterdam), Mathija Marunaya, Gaston Salasiwa (AZ Alkmaar), Ignacio Tuhuteru, (FC Groningen), Marciano Kastirejo, Max Lohy, Stefano Lilipaly (FC Utrecht), Domingus Lim-Duan, Nelljoe Latumahina, Juan Hatumena, Petu Toisuta (FC Zwolle), Djilmar Lawansuka (Feyenoord Rotterdam), Raphael Tuankotta (21, Volendam Yunior), Justin Tahaparry (21, FC Eindhoven), Estefan Pattinasarani (17 tahun, AZ Alkmaar), Tobias Waisapy (18, Feyenoord Yunior).
7. Michael Timisela


8. Sven Taberima


9. Christian Supusepa


10. Robert Timisela


11. Gaston Salasiwa
12. Ignacio Tuhuteru
      13. Stefano Lilipali


 
14. Dominggus Lim-Duan


15. Petu Toisuta
Jadi, kalau orang Maluku identik dengan timnas Belanda, bukan sebuah keterpaksaan, bukan sekedar ngefans, tetapi sejarah dan hubungan persaudaraan yang masih terjalin sampai sekarang.